Mendaki Gunung Tertinggi di Dunia: Everest yang Mematikan

Spread the love

Gunung Everest, dengan ketinggian 8.848,86 meter, adalah puncak tertinggi di dunia yang terletak di perbatasan antara Nepal dan Tibet. Sejak pertama kali ditaklukkan oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tahun 1953, Everest telah menjadi tujuan utama bagi para pendaki dari seluruh dunia. Namun, di balik keindahannya, Everest menyimpan bahaya mematikan yang telah merenggut banyak nyawa.


1. Gunung Tertinggi Rute Pendakian dan Tantangannya

Terdapat dua rute utama untuk mencapai puncak Everest: jalur tenggara melalui Nepal dan jalur timur laut melalui Tibet. Jalur tenggara, yang lebih populer, dimulai dari Base Camp di Nepal dan melewati Khumbu Icefall, Western Cwm, Lhotse Face, dan South Col sebelum mencapai puncak. Jalur ini dikenal dengan medan yang berbahaya, termasuk es yang retak dan lereng curam.

Mendaki Gunung Tertinggi di Dunia: Everest yang Mematikan

Sementara itu, jalur timur laut melalui Tibet menawarkan tantangan tersendiri, seperti angin kencang dan suhu ekstrem. Rute kedua memerlukan persiapan fisik dan mental yang matang, serta peralatan yang mumpuni untuk menghadapi kondisi ekstrem di ketinggian .


2. Bahaya Memamatikan Gunung tertinggi Everest

Pendakian Gunung Tertinggi Everest tidak hanya menantang secara fisik tetapi juga mematikan. Beberapa bahaya utama meliputi: ​Puncak 

  • Penyakit Ketinggian : Kurangnya oksigen di ketinggian dapat menyebabkan edema paru atau otak, yang bisa berakibat fatal jika tidak segera di tangani .

  • Cuaca Ekstrem : Perubahan cuaca yang tiba-tiba, termasuk badai salju dan suhu di bawah nol, dapat mengancam keselamatan pendaki .

  • Zona Kematian : Di atas ketinggian 8.000 meter, tubuh manusia mulai mengalami kerusakan karena kekurangan oksigen, meningkatkan risiko kematian .

  • Longsoran Salju dan Es : Area seperti Khumbu Icefall terkenal dengan longsoran yang dapat terjadi kapan saja. 

Menurut data, lebih dari 300 pendaki telah kehilangan nyawa di Everest, dengan banyak tubuh yang masih tertinggal di gunung karena sulitnya evakuasi .

Baca juga : Petualangan Outdoor: Trekking Di Taman Nasional Theth


3. Peran Sherpa dan Kontroversi

Suku Sherpa, yang tinggal di wilayah Himalaya, memainkan peran penting dalam ekspedisi Everest. Mereka membantu dalam membawa peralatan, memasang tali, dan memandu pendaki melalui medan berbahaya. Namun, pekerjaan mereka sangat berisiko, dan banyak Sherpa telah kehilangan nyawanya di dalam kapal. ​Business.

Kontroversi terkait munculnya kompensasi dan perlindungan bagi Sherpa. Meskipun mereka memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan pendakian, banyak yang merasa bahwa mereka tidak mendapatkan penghargaan dan perlindungan yang layak .


4. Persiapan dan Etika Pendakian

Mendaki Everest memerlukan persiapan yang serius :

  • Latihan Fisik : Pendaki harus memiliki kebugaran fisik yang prima untuk menghadapi medan berat dan ketinggian ekstrem .

  • Akklimatisasi : Proses penyesuaian tubuh terhadap ketinggian sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit ketinggian .

  • Peralatan : Perlengkapan seperti pakaian tahan dingin, oksigen tambahan, dan alat navigasi sangat diperlukan .

  • Etika : Pendaki harus menghormati lingkungan dan budaya lokal, serta tidak meninggalkan sampah di gunung.

    Selain itu, penting untuk memilih operator ekspedisi yang bertanggung jawab dan memiliki reputasi baik untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan pendakian .


Mendaki Gunung Everest adalah pencapaian luar biasa yang membutuhkan keberanian, ketekunan, dan persiapan yang matang. Namun, penting untuk menyadari risiko yang terlibat dan menghormati gunung serta komunitas lokal yang memungkinkan .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Proudly powered by WordPress | Theme: Looks Blog by Crimson Themes.